Hal yang paling indah dalam mencintai adalah dicintai.
Namun ada hal yang lebih indah dari itu, kau tahu itu apa?
Iya, itu adalah mengikhlaskan.
Sempilan kalimat yang ku baca ulang di secarik kertas kumal yang sudah mulai robek dari ujung tiap lipatannya. Surat yang sudah ditulis 4 tahun lalu. Kisah peninggalan seseorang yang sangat indah dan berarti dalam hidupku. Kala itu rasa bahagia yang takkan bisa terbeli.
Kini kalimat itu berguna lagi bagiku. Kalimat yang ku buat sendiri kala itu. Aku harus menggunakannya kembali pada hidupku saat ini dan mengulang cerita untuk melupakan.
Setiap perjalanan hidup mempunyai kisahnya masing-masing. Semua mempunyai histori yang berbeda-beda dan semua mempunyai cerita indah yang pernah terangkai.
Pandanganku masih sedikit buram akibat lelap yang baru saja terhinggap dalam malam hujan kemarin. Melihat tanggal dan jam yang berada pada sudut dinding kamar. Arah menunjukan pada angka mendekati 5, suara azan yang bersautan mulai terdengar jelas perlahan. Secarik kertas lain yang tergeletak diatas meja pun mengingatkanku pada waktu yang tidak lama lagi. Sebuah kertas tiket travel menuju kota Semarang. Ya, kali ini aku membeli tiket travel menuju Semarang bukan menggunakan kendaraan pribadi karena aku harus menuju bandara untuk pergi dari Negara ini. Negara tercinta dimana banyak hal indah yang tidak akan kutemui diseluruh penjuru bumi lain. Pun begitu dirimu yang ku anggap indah dalam ceritanya.
Waktu sudah tidak lama lagi, masih ada waktu satu hari sebelum pergi meninggalkan negara ini untuk sementara. Waktu itu takkan kusia-siakan dirumah. Tiket travelku pun sengaja ku beli untuk perjalanan sehari sebelum menuju bandara. Alasan itu yang jelas adalah untuk menikmati sehari terakhir di kota sejuta kenangan. Kota dimana aku merangkai berbagai cerita indah, termasuk denganmu. Mu-yang aku sebut orang yang kini memiliki arti indah dalam hidupku diwaktu tertentu pula. Semua cerita mempunyai porsinya masing-masing, dan kamu pun mempunyai cerita indah dalam hidupku diwaktu yang berbeda dengan kebahagiaan dan keindahan yang berbeda pula. Setiap perjalanan waktu punya ceritanya masing-masing. Dan semuanya punya porsinya masing-masing untuk dianggap indah. Tak ada yang terbaik pun tak ada yang terburuk. Semua tak ada yang bisa dibandingkan.
Ya, soal banding membanding, kesalahan terbesarku adalah membandingkan setiap cerita yang kurangkai dari berbagai inti keindahan tersebut. Aku menyadari stidak semua cerita bisa dibanding-bandingkan karena mereka mempunyai waktunya sendiri dan mempunyai ceritanya sendiri. Sudah punya porsi yang tak bisa dibandingkan atau digantikan.
Aku takkan pernah melupakan kisah masalaluku dengan siapapun, karena aku menyadari, kenangan takkan bisa dilupakan dengan cara apapun, hanya perlahan tertumpuk dengan kenangan-kenangan baru yang mulai berdatangan. hHingga kenangan lama mulai tak terlihat namun suatu saat bisa muncul kembali bahkan waktu bukan cara untuk menghapuskan cerita lalu, tapi hanya melumpuhkan sementara ingatan karena seiiring berjalannya waktu, cerita terus terkumpul dalam tiap ingatan hingga perlahan tertutumpuk tak terlihat.
Kesalahan yang sangat besarku, menggunakan kamu sebagai media melupakan masalaluku, mencoba menghapus setiap kenangan dalam rekam jejak tempat yang pernah menjadi kenangan indah. Mencoba memaksa hatiku untuk melupakan, namun semua itu tidak akan berhasil dan justru menjadi sebuah masalah baru.
Dan kini, aku menanggung apa yang aku lakukan, aku menyadari semua adalah kesalahanku dan aku sangat menyesali lakuku sendiri. Namun, hal yang bisa ku pelajari, setiap perjalanan mempunyai transisi perpindahan. Dan aku mengakui jujur telah jatuh pada dekapan cerita yang ku buat bersamamu. Mungkin kau hanya menganggap semua itu pelampiasan, hal biasa dalam mencintai dan dicintai, dan sebagai cerita biasa yang tak penting bagimu, namun sesungguhnya setiap cerita bersamamu sedetik pun sangat berharga dan penting. Karena kamu adalah alasanku untuk tersenyum. Kamu adalah cerita bahagiaku di cerita saat ini. Kamu seperti indahnya pagi ini.
Lamunanku tak sadar membawaku mepukan waktu yang telah berputar cepat hingga aku sudah hampir sampai dalam perjalanan menuju kota sejuta ceritaku. Berharap sehari ini aku bisa menikmati masa-masa mengenang di kota ini dan memanfaatkan waktu dengan baik. Meskipun bertemu kamu adalah sebagai bonus kalaupun bertemu tanpa disengaja. Karena sudah beberapa waktu sudah hilang kabar darimu. Entah mungkin kamu sudah menghilang dari rencana Tuhan yang terbaik atau kamu menyengaja menghilangkan jejak dariku. Karena nomor ponselmu pun sudah tidak aktif lalu setiap sosmedmu tak pernah terlihat lagi. Mungkin kau sudah menggantinya dengan nomor baru tanpa memberitahuku, atau mungkin aku benar-benar sudah kehilangan sepenuhnya jejakmu karena kamu menghindarinya untuk diketahui olehku.
Entah apapun itu, yang kutahu aku memang tak pernah sedikitpun berarti dalam hidupmu, apalagi orang yang membuatmu berarti. Meski aku selalu berharap aku masih punya cerita dalam kenanganmu yang terindah bukan yang terburuk.
Langkah kaki ini perlahan sudah menginjakan di kota yang menampungku selama hampir 5 tahun belakangan ini. Ku mulai menyusuri setiap sudut kenangan yang pernah terangkai dalam tiap ceritaku disini. Mulai dari mengunjungi kerabat-kerabat lama yang pernah menjadi cerita lain dalam hidupku. Dilanjut pada tiap-tiap cerita suka duka hidup disini, mulai dari warung makanan, mainan, lokasi wisata hingga tiba pada tempat dimana menjadi ikonku untuk selalu kembali kesini. Sebuah tempat bernama banjir kanal, tempat faforitku disetiap lintas cerita, serta ku lanjut susuri kanal hingga tiba pada pantai yang bernama marina, pantai dimana sangat banyak pula cerita yang terangkum dalam kenangan indah, pun katanya sebagai tempat faforitmu di kota ini, entah sekarang masih menjadi faforit pertama atau sudah beralih seakan cerita baru yang kau tulis disana.
Hingga tiba pada senja yang mungkin akan menjadi akhir dari nostalgia ingatanku kali ini. Malam ini aku harus sudah kembali siap-siap untuk mempersiapkan perjalanan pergi. Namun senja di Marina nampaknya tidak akan menjadi tempat terakhir ku menikmati kota ini, hanya mengakhiri nostalgiaku kali ini. Aku melanjutkan menuju bukit pinggir kota yang belum ku tulis cerita dalam kenangan masalalu. Bukit yang tak jauh dari bandara karena pukul empat pagi aku harus lepas landas.
Malam yang kunikmati perlahan melihat kerlap-kerlip indahnya kota ini dari ketinggian, dengan angin malam yang menghembus perlahan ke arah tubuhku. Ketenangan dan nafas yang kunikmati disetiap hembusan. Kali ini aku berpikir, seandainya aku tak akan bisa kembali menemuimu di kota ini lagi, melihat renyah canda riangmu, serta gelak tawa yang kau hadirkan didepan mataku. Ku akui aku benar-benar rindu, namun aku menyadari aku takkan bisa berani mencarimu lagi karena aku takut hadir dalam hidupmu lagi untuk merusak ceritamu kembali. Hanya bisa ku akhiri menatap indahnya lampu kota yang indah ini dengan menuliskan dalam sobekan kertas kecil yang aku sobek dari buku diariku diiringi lagu dari Fiersa Besari - Garis Terdepan. Ku tuliskan selarik kalimat, lalu ku terbangkankan lewat angin yang berhembus pada bukit di malam ini, lalu ku kembali melangkahkan kaki menuju bandara dengan sedikit senyuman ikhlas untuk meninggalkan kota ini.
Saat terbaik dalam hidupku adalah dengan kamu (:
11 Januari 2019